Lethok Ngawi

Biasanya tempe semangit akan ditinggalkan karena aromanya yang kuat. Namun siapa sangka, di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, makanan yang sudah membusuk itu ternyata bisa diolah menjadi kuliner lezat bernama Lethok. Lethok memiliki rasa gurih dan sedikit pedas. Biasanya ia akan nikmat disantap bersama nasi hangat di waktu sarapan. Tak heran jika kuliner tersebut selalu jadi buruan masyarakat saat berkunjung ke kota bambu tersebut. Disantap Bersama Jeroan dan Daun Singkong
Kelezatan nasi lethok tak perlu diragukan. Isiannya pun sangat lengkap, mulai dari daging, jeroan sapi, daun singkong hingga urapan. Semuanya kemudian dicampur ke dalam kuah lethok yang terbuat dari tempe busuk serta aneka macam rempah-rempah.

Secara sepintas, lethok memang mirip dengan sambal tumpang. Namun yang membedakan, lethok memiliki isian yang lebih lengkap seperti daging, urapan serta babat. Sedangkan sambal tumpang kerap disajikan tanpa isian. Afdolnya, kuliner ini akan makin nikmat jika disanding dengan nasi pecel serta renyahnya kerupuk yang terbuat dari nasi dan dituntaskan dengan teh hangat maupun es teh. Tersaji di Atas Daun Jati
Hal yang membuat kuliner tersebut unik adalah tempat penyajiannya yang dilapisi oleh daun jati, mirip nasi jamblang di Cirebon Jawa Barat. Awalnya daun jati (beberapa ditambahi daun pisang), dibuat menyerupai mangkuk yang kemudian ditaruh nasi serta daun singkong dan urap. Kemudian campuran tersebut disiram kuah lethok hangat yang menggugah selera. Salah satu yang masih menggunakan daun jati adalah nasi lethok di warung Mbah Jan, di Jalan Trunojoyo nomor 06, Karang Tengah, Ngawi. 

Pengolahan Tempe Busuk Jadi Lethok yang Lezat
Pemilik warung lethok Mbah Jan, Budiyanto mengatakan bahwa dalam proses pembuatan kuah lethok dibutuhkan dua jenis tempe yakni tempe biasa dan tempe semangit. Kemudian semuanya dihaluskan dengan perbandingan 20 untuk tempe biasa dan lima tempe semangit. Menurutnya pencampuran tersebut guna mengurangi kuatnya aroma semangit, serta dapat menambah cita rasa otentik. Proses pengolahannya sendiri memakan waktu selama dua hari.

“Kalau untuk lethok, itu ada tempe yang terdiri dari tempe biasa dan tempe semangit. Sebagai perbandingan itu 20 untuk tempe yang biasa, dan lima yang semangit. Aroma yang keluar dari tempe tersebut adalah ciri khas dari lethok,” terangnya, melansir YouTube Fokus Indosiar. (https://www.merdeka.com/jatim/nasi-lethok-khas-ngawi-si-sayur-tempe-busuk-yang-lezat-dan-menggugah-selera.html)